Pengertian dari Ilmu Pengetahuan dan Sikap-Sikap
Ilmiah yang Berkaitan dengan Ilmu pengetahuan
Secara umum,
filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk memahami makna, metode,
struktur logisdari ilmu pengetahuan, termasuk juga di dalamnya kriteria-kriteria
ilmu pengetahuan, hukum-hukum, dan teori-teori didalam ilmu pengetahuan. Supaya
lebih fokus, perlu dipertegas beberapa poin tentang filsafat ilmu pengetahuan.
Ada berbagai
konsep yang digunakan secara khusus oleh seorang ilmuwan, tetapi tidak
dianalisis oleh ilmuwantersebut. Misalnya, ilmuwan seringkali menggunakan
konsep-konsep seperti kausalitas, hukum, teori, dan metode.
Ada berbagai
macam definisi atau pengertian dari ilmu, yaitu:
Ilmu
merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‗alima –
ya‘lamu yang
berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu diartikan
sebagai Idroku syai bi haqiqotih(mengetahui sesuatu secara hakiki).
Dalam bahasa Inggeris Ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang
pengetahuan dengan knowledge. Dalam bahasaIndonesia kata science(berasal dari
bahasa lati dari kata Scio, Scire yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu
tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu
pada makna yang sama.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua pengertian :
1. Ilmu Pengetahuan diartikan sebagai
suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem
menurutmetode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)tersebut, seperti ilmu hukum, ilmu
pendidikan, ilmu ekonomi dan sebagainya.
2. Ilmu pengetahuan diartikan sebagai
pengetahuan atau kepandaian, tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin,
dansebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir, dan
sebagainya.
Dari kedua
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan
yang disusunsecara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.Ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji
dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmutertentu. Dipandang dari
sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh
mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari
epistemologi.
Setiap
aktivitas ilmiah tentu bertolak dari konsep, karena konsep merupakan sebuah
struktur pemikiran.Sontag menyatakan bahwa setiap pembentukan konsep selalu
terkait dengan empat komponen, yaitu, kenyataan( reality ), teori ( teori ),
kata-kata ( words ), dan pemikiran ( thought ). Kenyataan hanya akan
merupakan sebuah misterimanakala tidak diungkapkan ke dalam bahasa. Teori
merupakan tingkat pengertian tentang sesuatu yang sudah teruji,sehingga dapat
dipakai sebagai titik tolak bagi pemahaman hal lain. Kata-kata merupakan
cerminan ide-ide yang sudahdiverbalisasikan. Pemikiran merupakan produk akal
manusia yang diekspresikan ke dalam bahasa. Kesemuanya ituakan membentuk
pengertian pada diri manusia, pengertian ini dinamakan konsep.
Daoed
Joesoef menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu:
produk-produk, proses,masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai Produk
yaitu
pengetahuan yang telah diketahui dan diakui kebanarannya olehmasyarakat
ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan
yang mengandungkemungkinan untuk disepakati dan terbuka untuk diteliti, diuji,
dan dibantah oleh seseorang.
Ilmu pengetahuan
sebagai Proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan
dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita
kehendaki. Metode ilmiah yang khasdipakai dalam proses ini adalah analisis-
rasional,
objektif, sejauh mungkin ―impersonal‖ dari masalah
-masalah
yangdidasarkan pada percobaan d
an data yang
dapat diamati. Bagi Thomas Khun ―normal science‖ adalah ilmu pengetahuan dalam
artian proses.
Ilmu
pengetahuan sebagai Masyarakat artinya dunia pergaulan yang
tindak-tanduknya, perilaku dan sikap sertatutur katanya diatur oleh empat
ketentuan (imperative) yaitu universalisme, komunalisme, tanpa
pamrih(disinterstedness), dan skeptisisme yang teratur.
Van Meslen
mengemukakan beberapa ciri yang menandai ilmu pengetahuan yaitu: (1) Ilmu
pengetahuansecara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang secara lohis
koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian(metode) maupun harus
(susunan logis). (2) Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya
dengantanggung jawab ilmuwan. (3) universalitas ilmu pengetahuan. (4)
Objektivitaas, artinya setiap ilmu terpimpin olehobjek dan tidak didistorsi
oleh prasangka-prasangka subjektif (5) Ilmu pengetahuan harus dapat
diverifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang bersangkutan, karena itu ilmu
pengetahuan harus dapat dikomunikasikan. (6) progresivitas artinyasuatu jawaban
ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-sungguh, bila mengandung
pertanyaan-pertanyaan baru danmenimbulkan problem-problem baru lagi. (7) Kritis,
artinya tidak ada teori ilmiah yang difinitif, setiap teori terbuka bagi
suatu peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru. (8) Ilmu pengetahuan
harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan
praktis.
Aktivitas
ilmiah tergantung pada sarana ilmiah berupa bahasa, pernyataan ilmiah. Lyotard
mengajukan beberapaargumentasi yang disyaratkan bagi sebuah pernyataan ilmiah,
yaitu Pertama, diakuinya aturan-aturan yang telahditentukan alat argumentasi,
yakni fleksibilitas sarana itu berupa pluralitas bahasannya. Kedua, karakternya
sebagai bentuk permainan pragmatis yakni diakuinya ―gerak‖ yang berlangsung
tergantung pada suatu rangkaian kontrkak di antara para ilmuwan sebagai partner
dialog. Akibatnya ada dua jenis kemajuan yang berbeda dalam
pengetahuan: pertama, kesesuaian pada suatu gerak baru (argumen baru) di
dalam aturan-aturan yang pasti; kedua, menemukanaturan-atuaran baru yakni
perubahan pada suatu permainan baru.
Hakekat ilmu
pengetahuan dapat ditelusuri dari 4 (empat) hal, yaitu:
1. Sumber ilmu pengetahuan
Sumber ilmu pengetahuan
mempertanyakan dari mana ilmu pengetahuan itu diperoleh. Ilmu
pengetahuandiperoleh dari pengalaman ( emperi ) dan dari akal ( ratio ).
Sehingga timbul faham atau aliran yang disebut empirismedan rasionalisme.
Aliran empirisme yaitu faham yang menyusun teorinya berdasarkan pada empiri
atau pengalaman.Tokoh-tokoh aliran ini misalnya David Hume (1711-1776), John
Locke (1632-1704), Berkley. Sedang rasionalismemenyusun teorinya berdasarkan
ratio. Tokoh-tokoh aliran ini misalya Spinoza, Rene Descartes. Metode yang
digunakan aliran emperisme adalah induksi, sedang rasionalisme menggunakan
metode deduksi. Immanuel Kant adalah tokohyang mensintesakan faham empirisme
dan rasionalisme.
2.
Batas-batas
Ilmu Pengetahuan
Menurut Immanuel Kant apa yang dapat
kita tangkap dengan panca indera itu hanya terbatas pada gejala
atau fenomena, sedang substansi yang ada di dalamnya tidak dapat kita
tangkap dengan panca indera disebutnomenon.
Apa yang dapat kita tangkap dengan panca indera itu adalah penting, pengetahuan
tidak sampai disitu saja tetapi harus lebihdari sekedar yang dapat ditangkap
panca indera.
Yang dapat kita ketahui atau dengan
kata lain dapat kita tangkap dengan panca indera adalah hal-hal yang beradadi
dalam ruang dan waktu. Yang berada di luar ruang dan waktu adalah di luar
jangkauan panca indera kita, itu terdiridari 3 (tiga) ide regulatif: 1) ide
kosmologis yaitu tentang semesta alam (kosmos), yang tidak dapat kita jangkau
dengan panca indera, 2) ide psikologis yaitu tentang psiche atau jiwa
manusia, yang tidak dapat kita tangkap dengan pancaindera, yang dapat kita
tangkap dengan panca indera kita adalah manifestasinya misalnya perilakunya,
emosinya,kemampuan berpikirnya, dan lain-lain, 3) ide teologis yaitu tentang
Tuhan Sang Pencipta Semesta Alam.
3. Struktur
Yang ingin mengetahui adalah subjek
yang memiliki kesadaran. Yang ingin kita ketahui adalah objek, diantarakedua
hal tersebut seakan-akan terdapat garis demarkasi yang tajam. Namun demikian
sebenarnya dapat dijembatanidengan mengadakan dialektika. Jadi sebenarnya garis
demarkasi tidak tajam, karena apabila dikatakan subjek menghadapi objek
itu salah, karena objek itu adalah subjek juga, sehingga dapat terjadi
dialektika.
4. Keabsahan
Keabsahan ilmu pengetahuan membahas
tentang kriteria bahwa ilmu pengetahuan itu sah berarti membahaskebenaran.
Tetapi kebenaran itu nilai (axiologi), dan kebenaran itu adalah suatu relasi.
Kebenaran adalah kesamaan antara gagasan dan kenyataan. Misalnya ada
korespondensi yaitu persesuaian antara gagasan yang terlihat
dari pernyataan yang diungkapkan dengan realita.
Sikap Ilmiah
Scientist
atau Sikap ilmiah dimana ilmuwan mempelajari gejala-gejala alam melalui
observasi, eksperimentasi dan analisis yang rasional. Ia menggunakan sikap-sikap
tertentu (Scientific attitudes). Sikap-sikap tersebut antara lain :
1.
Jujur
Seorang ilmuwan wajib
melaporakan hasil pengamatan secara objektif. Dalam kehidupan sehari-hari
mungkin saja ia tidak jujur dari manusia lain, tetapi dalam hal penelitian ia
harus sejujur-jujurnya dalam melaporkan penelitiannya.
2.
Terbuka
Seorang ilmuwan mempunyai
pandangan luas, terbuka dan bebas dari praduga. Ia tidak akan meremehkan suatu
gagasan baru. Ia akan menghargai setiap gagasan baru dan mengujinya sebelum
menerima/ menolaknya. Jadi ia terbuka akan pendapat orang lain.
3.
Toleran
Seorang ilmuwan tidak merasa
bahwa ia paling hebat. Ia bersedia mengakui bahwa orang lain mungkin mempunyai
pengetahuan yang lebih luas, atau mungkin saja pendapatnya bisa salah. Dalam
belajar menambah ilmu pengetahuan ia bersedia belajar dari orang lain,
membandingkan pendapatnya dengan pendapat orang lain, serta tidak memaksakan
suatu pendapat kepada orang lain.
4.
Skeptis
Ilmuwan dalam mencari
kebenaran akan bersikap hati-hati, meragui, dan skeptis. Ia akan menyalidiki
bukti-bukti yang melatarbelakangi suatu kesimpulan. Ia akan bersikap kritis
untuk memperoleh data yang menjadi dasar suatu kesimpulan tanpa didukung
bukti-bukti yang kuat.
5.
Optimis
Seorang ilmuwa selalu
berpengharapan baik. Ia tidak akan berkata bahwa sesuatu itu tidak dapat
dikerjakan, tetapi akan mengatakan “ Berikan saya kesempatan untuk memikirkan
dan mencoba mengerjakan “.
6.
Pemberani
Ilmuwan sebagai pencari
kebenaran harus berani melawan semua kesalahan, penipuan, kepura-puraan,
kemunafikan dan kebatilan yang akan menghambat kemajuan.
7.
Kreatif
Ilmuwan dalam mengembangkan
ilmunya harus selalu kreatif agar terlihat lebih menarik.
Pengertian Teknologi dan Perbedaan antara Barat dan
Timur
I.
Teknologi
Adalah keseluruhan
sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon dan Internet telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon dan Internet telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah
memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam banyak cara. Di banyak
kelompok masyarakat, teknologi telah membantu memperbaiki
ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah memungkinkan bertambahnya
kaum senggang. Banyak proses teknologi menghasilkan produk sampingan
yang tidak dikehendaki, yang disebut pencemar dan menguras sumber
daya alam, merugikan dan merusak bumi dan lingkungannya. Berbagai macam penerapan
teknologi telah memengaruhi nilai suatu masyarakat dan teknologi baru
seringkali mencuatkan pertanyaan-pertanyaan etika baru. Sebagai contoh,
meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia,
suatu istilah yang pada awalnynya hanya menyangku permesinan, contoh lainnya
adalah tantangan norma-norma tradisional bahwa keadaan ini membahayakan
lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti
transhumanisme dan tekno-progresivisme memandang proses teknologi
yang berkelanjutan sebagai hal yang menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi
manusia. Tentu saja, paling sedikit hingga saat ini, diyakini bahwa
pengembangan teknologi hanya terbatas bagi umat manusia, tetapi kajian-kajian
ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata lainnya dan komunitas
lumba-lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat sederhana dan belajar
untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
II.
Barat
Letak perbedaan antara budaya barat
dan timur bisa pertama kali dilihat dari etika moral, adat istiadat dan cara penyelesaian
masalah. Budaya barat mengenal etika moral yang lebih bebas, dimana masyarakat
tidak malu mengumbar kemesraan seperti berciuman di depan publik. Adat istiadat
tidak terlalu kuat, pengaruhnya sangat lemah bila dibandingkan hukum negara. Penyelesaian
sebuah masalah dalam budaya barat langsung ke inti utama, tak berbelit-belit
dan masalah lebih cepat terselesaikan.
Budaya barat
terkenal dengan kebebasan, baik dalam gaya berpakaian ataupun pergaulan. Setiap
orang punya hak untuk mengekspresikan cara berpakaian, entah itu terbuka
ataupun tertutup. Mereka tak pernah malu akan pakaian yang dikenakan.
Pembatasan dalam hal pergaulan tidak begitu ketat, kumpul kebo ataupun perilaku
seks bebas seakan bukan hal tabu. Meskipun begitu, masyarakat dikenal
bersifat individualisme, lebih mementingkan diri sendiri.
Perbedaan
budaya barat dan timur juga terletak dalam penyediaan fasilitas, penggunaan
teknologi dan pemanfaatan waktu. Fasilitas publik tersedia dalam jumlah yang
memadai, menjangkau semua elemen masyarakat. Kemajuan teknologi sangat terasa
di beberapa sektor. Penganut budaya barat punya prinsip, time is money, dimana
waktu benar-benar dihargai.
III.
Timur
Budaya timur
mempunyai etika moral dan adat istiadat yang lebih ketat, namun dalam penyelesaian
masalah sedikit lebih rumit. Beragam adat istiadat masih dijunjung tinggi oleh
masyarakat bahkan bersanding dengan hukum negara. Orang penganut budaya
ketimuran sedikit terbelit-belit dalam menyelesaikan masalah dan tertutup.
Perbedaan
budaya barat dan timur tampak jelas dari pergaulan dan gaya berpakaian. Orang
penganut budaya ketimuran masih menjunjung tinggi masalah kesopanan dalam
berpakaian, lebih tertutup dan tak terlalu terbuka. Penganut budaya ketimuran
tidak menyukai pergaulan yang terlalu bebas dan merusak moral, namun mereka
termasuk golongan masyarakat yang ramah dan gemar gotong royong.
Penganut budaya ketimuran sering
terlena dengan waktu, tak dimanfaatkan dengan baik. Kemajuan teknologi
tergolong sedikit lambat dan kurang merata, begitu juga ketersediaan fasilitas
publik yang masih terbatas untuk beberapa kalangan saja.
Kaitan
Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Nilai
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau
moral. Hal ini besar perhatiannya tatkala dirasakan dampaknya melalui
kebijaksanaan pembangunan, yang pada hakikatnya adalah penerapan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan
sebagai paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang sebagai
proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami
alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok. Apa yang
dihasilkan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini, merupakan hasil penalaran
(rasio) secara objektif. Ilmu sebagai produk artinya ilmu diperoleh dari hasil
metode keilmuwan yang diakui secara umum dan universal sifatnya. Oleh
karena itu ilmu dapat diuji kebenarannya, sehingga tidak mustahil suatu teori
yang sudah mapan suatu saat dapat ditumbangkan oleh teori lain. Ilmu sebagai
ilmu, karena ilmu selain universal, komunal, juga alat meyakinkan sekaligus
dapat skeptis, tidak begitu saja mudah menerima kebenaran.
Istilah ilmu diatas, berbeda dengan istilah pengetahuan. Ilmu
adalah diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah (epistemologi) yang merupakan
pembahasan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Epistemologi ilmu terjamin dalam
kegiatan metode ilmiah (èkegiatan meyusun tubuh pengetahuan yang bersifat
logis, penjabaran hipotesis dengan deduksi dan verifikasi atau menguji
kebenarannya secara faktual; sehingga kegiatannya disingkat menjadi
logis-hipotesis-verifikasi atau deduksi-hipotesis-verifikasi).
Sedangkan pengetahuan adalah pikiran atau pemahaman diluar
atau tanpa kegiatan metode ilmiah, sifatnya dapat dogmatis, banyak spekulasi
dan tidak berpijak pada kenyataan empiris. Sumber pengetahuan dapat berupa
hasil pengalaman berdasarkan akal sehat (common sense) yang disertasi
mencoba-coba, intuisi (pengetahuan yang diperoleh tanpa pembalaran) dan wahyu
(merupakan pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada para Nabi atau UtusanNya).
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki 3 (tiga) komponen
penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya dimana ketiganya erat kaitannya
dengan nilai moral yaitu:
1.
Ontologis (Objek Formal Pengetahuan)
Ontologis dapat diartikan
hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud
yang menjadi objek penelaahannya.
2.
Epistemologis
Epistemologis seperti
diuraikan diatas hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh
dan disusun menjadi tubuh pengetahuan.
3.
Aksiologis
Aksiologis adalah asas
menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Kaitan
ilmu dan teknologi dengan nilai moral, berasal dari ekses penerapan ilmu dan
teknologi sendiri. Dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan:
1.
Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral
terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis, soal
penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan untuk
tujuan baik atau buruk. Golongan ini berasumsi bahwa kebenaran itu dijunjung
tinggi sebagai nilai, sehingga nilai-nilai kemanusiaan lainnya dikorbankan demi
teknologi.
2.
Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat
netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan
dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asa moral atau nilai-nilai.
Golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi
apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.
Nampaknya
ilmuwan golongan kedua yang patut kita masyarakatkan sikapnya sehingga ilmuwan
terbebas dari kecenderungan “pelacuran” dibidang ilmu dan teknologi dengan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan.
Pengertian, Ciri dan Fungsi Kemiskinan
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian ,
tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang
memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya
melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya
dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
- Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
- Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
- Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.
Ciri Kemiskinan
Apabila kita amati, mereka yang hidup dibawah garis kemiskinan memiliki
cirri-ciri sebagai berikut :
- Mereka umumnya tidak mempunyai factor produksi sendiri seperti tanah yang cukup, modal dan keterampilan.
- Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh asset produksi dengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
- Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD atau SLTP. Waktu mereka tersita habis untuk mencari nafkah sehingga tidak ada waktu untuk belajar.
- Kebanyakan mereka tinggal di pedesaan
- Kebanyakan dari mereka yang hidup di kota, masih berusia muda dan tidak mempunyai keterampilan yang mumpuni dan pendidikan yang layak untuk bersaing di kota. Sehingga banyak dari mereka bekerja sebagai buruh kasar, pedagang musiman, tukang becak, pembantu rumah tangga. Beberapa dari mereka bahkan jadi pengangguran atau gelandangan.
Fungsi-fungsi Orang Miskin
I.
menyediakan tenaga kerja untuk pekerjaan kotor, tidak terhormat, berat,
berbahaya, tetapi di bayar murah.
II.
Kemiskinan adalah menambah atau memperpanjang nilai guna barang atau jasa.
Baju bekas yang sudah tidak terpakai dapat di jual ( atau dengan bangga di
katakan ” di infakan ”)kepada orang-orang miskin.
III.
Kemiskinan adalah mensubsidi berbagai kegiatan ekonomi yang menguntungkan
orang-orang kaya. Pegawai-pegawai kecil, karena di bayar murah, petani tidak
boleh menaikan harga beras mereka untuk mensubsidi orang-orang kota.
IV.
Kemiskinan adalah menyediakan lapangan kerja,bagaimana mungkin orang miskin
memberikan lapangan kerja ? karena ada orang miskin lahirlah pekerjaan tukang
kredit ( barang atau uang ) aktivis-aktivis LSM ( yang menyalurkan dana dari
badan-badan internasional lewat para aktivis yang belum mendapatkan pekerjaan
kantor ) belakangan kita tahu bahwa tidak ada komunitas yang paling laku di
jual oleh negara ketiga di pasaran internasional selain kemiskinan.
V.
Kemiskinan adalah memperteguh status sosial orang-orang kaya, perhatikan
jasa orang miskin pada perilaku orang-orang kaya baru. Sopir yang menemaninya
memberikan label bos kepadanya.Nyonya-nyonya dapat menunjukan kekuasaannya
dengan memerintah inem-inem mengurus rumah tangganya.
Kaitan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas. Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Bila
ditelaah, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya
menghasilkan suatu kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa
malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Padahal manusia dalam pekerjaan
ilmiahnya tidak hanya bekerja dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh
eksistensinya. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmuwan selaku ahli teknologi
harus bersikap mempunyai tanggung jawab sosial, yakni tanggung jawab terhadap
masyarakat menyangkut asas moral mengenai penelitian etis terhadap obyek
penelaahankeilmuan dan penggunaan pengetahuan ilmiah (teknologi) dengan segala
akibat sosialnya.
Dalam
hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia
lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi
dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Kesemuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar